Sistem Informasi Produksi | Produksi Massal | Karakteristik Produksi Massal | Kelebihan Dan Kekurangan
Produksi massal dengan sistem informasi produksi untuk virtualisasi perkantoran
Pada era globalisasi ini, komputer merupakan pendukung konsep virtualisasi yang andal dalam kemajuan suatu usaha. Salah satunya dalam bidang produksi barang. Fungsi dalam bidang produksi yang sangat penting adalah menghitung harga pokok produksi. Ketidakakuratan dalam menghitung harga pokok produksi akan menimbulkan dampak yang negatif. Sebab harga pokok produksi memengaruhi harga jual suatu produk. Bila terlalu tinggi, maka harga jualnya pun relatif tinggi. Hal tersebut akan mengakibatkan suatu produk kalah bersaing dengan produk dari perusahaan lain yang mempunyai harga jual yang lebih rendah. Sebaliknya, bila harga pokok produksi terlalu rendah, maka akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Untuk mengurangi biaya, perusahaan menekan biaya produksi sebanyak mungkin. Hal tersebut biasanya dilakukan dengan membeli mesin-mesin yang lebih canggih dengan tingkat efisiensi tinggi. Untuk membuat harga lebih murah juga dilakukan dengan menambah kapasitas produksi melalui produksi massal. Untuk memahami lebih jelas mengenai produksi massal dengan sistem informasi untuk virtualisasi perkantoran, maka simaklah materi berikut dengan saksama!
Pengetahuan Umum Produksi Massal
Dalam sebuah usaha, jika perusahaan dapat menekan biaya-biaya produksi, maka perusahaan dapat membuat produk murah dan lebih banyak dibeli oleh masyarakat luas yang disebut economic scale atau skala ekonomis. Semakin baik perusahaan menciptakan produk dengan skala ekonomis, maka akan semakin kuat bersaing di pasar. Dalam dunia web development, seorang pelaku usaha juga harus bisa menciptakan produk-produk yang efisien. Untuk itu, harus menganalisis proses-proses bisnis dan menghasilkan wizard-wizard yang membuat web development bisa dilakukan lebih cepat melalui produksi massal yang didukung sistem informasi manajemen produksi yang andal.
Produksi massal juga disebut dengan istilah aliran produksi atau terus-menerus dengan kontinuitas yang tinggi dan tanpa henti. Produksi massal adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk yang standar, terutama pada lini perakitan. Barang yang dihasilkan dari proses produksi massal biasanya sejenis atau sama. istilah produksi massal dipopulerkan oleh artikel Encyclopedia Britannica yang didasarkan pada korespondensi dengan Ford Motor Company pada tahun 1926.
Produksi massal adalah nama yang diberikan kepada sebuah metode memproduksi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walaupun dengan harga yang mu rah tidak berarti barang yang diproduksi memiliki kualitas yang rendah. Oleh kai'ena itu, barang yang diproduksi dalam jumlah besar biasanya telah distandardisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama.
Produksi terdiri atas bangunan, peralatan (equipment) dari perkakas (tools). Dalam tahap perencanaannya harus mencakup langkah-langkah kerja dan perbaikan dari langkah-langkah tersebut. Kemudian rencananya dilaksanakan pada tahap implementasi sekaligus dengan tahap pengendaliannya. Perhatian utama dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah melihat adanya kemajuan yang dibuat dalam mencapai target yang direncanakan. Pengadaan (procurement) dan instalasi peralatan serta perkakas pabrik juga termasuk dalam kegiatan produksi. Jenis produksi ini mungkin akan berlangsung sekali saja dalam periode setengah dasawarsa pada perusahaan manufaktur (Ogawa 1984:2).
Tidak hanya itu, produksi massal merupakan suatu aspek yang dapat menjangkau berbagai macam area ilmu, sehingga dapat dibedakan antara produksi massal tersebut dengan produksi yang lain seperti kerajinan, teknologi, dan sebagainya. Aspek yang menyangkut pada produksi massal, seperti lini produksi dan standardisasi ukuran sudah ada sejak lama. bahkan sebelum muncul di era revolusi industri. Namun, adanya revolusi industri mengakibatkan terciptanya mesin-mesin serta teknologi produksi lain yang dapat membantu pekerjaan manusia, sehingga membuka jalan dan kesempatan bagi manusia untuk melangsungkan produksi massal dalam waktu yang singkat.
Proses persiapan produksi massal suatu barang dengan sistem informasi produksi terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Penjadwalan waktu produksi massal.
b. Pemilihan peralatan yang telah mengadopsi sistem informasi yang
c. Pengerjaan dengan perkakas.
d. Mobilisasi personalia.
e. Pembelian material.
f. Pembagian pekerjaan.
Di era yang serba cepat ini, konsep virtualisasi sudah banyak diterapkan oleh perusahaan untuk mendukung segala aktivitas perkantoran termasuk dalam hal produksi. Komputer menjadi salah satu teknologi yang mendukung semua kegiatan perkantoran, salah satunya dalam hal produksi barang. Pada proses produksi barang untuk sebuah perusahaan, komputer menjadi alat canggih yang multi fungsi, di antaranya sistem informasi yang dioperasikan melalui komputer membuat kegiatan produksi lebih efisien. Penggunaan komputer dalam proses produksi massal sudah banyak dilakukan. Salah satu contoh proses produksi massal yang memanfaatkan komputer, yaitu dalam produksi mobil.
Pada suatu perusahaan, banyak faktor yang perlu diperhatikan serta adanya dukungan yang tepat dari pengelolaannya dalam upaya mencapai tujuan operasional secara optimal. Virtualisasi saat ini menjadi jawaban untuk memaksimalkan segala aktivitas perkantoran. Saat ini komputer merupakan salah satu alternatif utama untuk mendukung kegiatan operasional suatu perusahaan, baik perusahaan besar, menengah, maupun kecil. Komputer berfungsi sebagai alat bantu dalam menyelesaikan masalah, baik untuk keperluan administrasi, perhitungan yang rumit, arsip, pembuatan sistem informasi, pengambilan keputusan, dan lain-lain.
Fungsi lainnya yang juga sangat penting dalam bidang produksi adalah kontrol produksi. Proses produksi suatu barang, kebanyakan memiliki tahapan-tahapan proses produksi yang cukup banyak. Dimana proses tersebut dimulai dari bahan baku sampai terbentuk menjadi barang setengah jadi atau bahkan menjadi barang jadi. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, maka setiap tahapan proses produksi harus dikontrol dengan saksama. Pengontrolan diperlukan untuk menghindari adanya kesalahan kecil yang mungkin terjadi pada salah satu tahap proses produksi sehingga menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan juga sistem informasi produksi yang ada pada produksi massal. Berikut penjelasan mengenai sistem informasi produksi dan tujuannya.
a. Sistem informasi produksi
Sistem informasi produksi, seperti teknologi komputer yang maju saat ini dapat menunjang berbagai macam kegiatan produksi sehingga membantu proses produksi menjadi lebih efisien. Berbagai sistem informasi produksi banyak yang dijalankan melalui web, hal ini untuk mendukung kegiatan manufaktur agar terintegrasi dengan komputer (Computer lntragated Manufacturing-CIM). CIM diterapkan oleh sebuah perusahaan dalam proses produksinya karena memiliki berbagai manfaat. Adapun manfaat dengan adanya CIM, sebagai berikut.
- Menyederhanakan (merekayasa ulang) proses produksi, desain produk, dan organisasi pabrik sebagai dasar yang penting untuk otomatisasi serta integrasi.
- Pengotomatisan proses produksi dan berbagai fungsi bisnis yang mendukung mereka melalui komputer, mesin, dan robot.
- 3) Pengintegrasian semua proses produksi dan pendukung menggunakan jaringan komputer, software lintas fungsi bisnis, serta teknologi bisnis informasi lainnya.
b. Tujuan sistem informasi
Sistem informasi yang diterapkan dalam proses produksi tentunya memiliki tujuannya sendiri. Berikut adalah tujuan sistem informasi dalam proses produksi.
1) Untuk menciptakan proses produksi yang fleksibel dan cepat
Sistem informasi produksi yang efisien akan menghasilkan berbagai produk yang berkualitas tinggi. Jadi, CIM mendukung berbagai konsep sistem produksi yang fleksibel, produksi yang bergerak cepat, dan manajemen kualitas total.
2) Membantu perusahaan untuk menyederhanakan, mengotomatisasi, dan mengintegrasikan banyak aktivitas.
Aktivitas produksi dengan sistem informasi dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai jenis produk. Contohnya, komputer digunakan untuk membantu para teknisi mendesain produk yang lebih baik dengan menggunakan sistem Computer-Aided Engineering (CAE) dan Computer-Aided Design (CAD), serta proses produksi yang lebih baik melalui computer-aided process planning.
Sistem Computer-Aided Manufacturing (CAM) adalah berbagai sistem yang mengotomatisasi proses produksi. Hal ini dapat d1capai dengan memonitor serta mengen.dalikan proses manufaktur dalam pabrik (Manufac:;turing Execution System/MES). Manufacturing Execution System (MES) adalah sistem informasi pemonitor kinerja untuk oper.asi tern pat kerja pabrik. Pengendalian proses adalah penggunaan komputer untuk mengendalikan proses fisik yang terus berjalan. Pengendalian mesin adalah penggunaan berbagai komputer untuk mengendalikan berbagai tindakan mesin yang juga disebut sebagai' pengendalian numerik (numerical control).
Kelebihan dan kekurangan produksi massal dengan sistem informasi
Pelaksanaan proses produksi massal dengan mengoperasikan sistem informasi tentunya memiliki banyak kelebihan. Namun, proses produksi massal dengan sistem informasi juga memiliki kekurangan. Di mana kelebihan dari proses produksi massal, antara lain:
a. Lebih efisien dan proses produksi lebih cepat
Untuk mencegah kerugian pada produksi massal dalam bidang produk barang atau jasa adalah adanya pengurangan bagian-bagian atau beberapa elemen yang tidak produktif pada setiap aspek produksi dan pelayanan jasa. Dalam produksi massal khususnya produksi barang dan jasa, setiap pekerja menggunakan metode, teknik, dan peralatan yang sama dalam proses produksi barang, agar produk terus berjalan dan mengalir. Hal tersebut membuat pekerja tidak perlu membutuhkan waktu dalam menyiapkan peralatan atau bahan baku yang dibutuhkan dalam produksinya. Hal ini dapat membuat waktu produksi menjadi semakin singkat.
b. Menurunkan risiko kesalahan manusia
Mengingat sudah banyak tenaga kerja profesional yang melayani klien, sehingga para pekerja tersebut fokus dalam melayani klien satu per satu sehingga dapat meminimalisasi terjadinya kesalahan.
c. Berkurangnya biaya upah dan meningkatnya produksi
.
Adanya produksi massal dengan sistem informasi dapat mengurangi biaya upah karena sebagian besar dikerjakan dengan mesin dan membuat perusahaan mampu menjual produk secara luas dengan harga yang lebih murah.
Selain memiliki kelebihan, produksi massal juga memiliki kelemahan. Adapun kelemahan dari produksi massal, yaitu:
a. Membutuhkan biaya yang lebih besar untuk biaya produksi dan biaya upah tenaga kerja.
b. Membutuhkan pengawasan dan kualitas kontrol yang baik.
c. Jika terjadi kesalahan sekali saja dalam proses produksi, maka akan terjadi kerugian besar karena dalam sekali cetak produksi massal tentu menghasilkan ribuan produk.
Perencanaan Produksi Massal
Perencanaan produk dengan sistem informasi produksi adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar dengan penerapan teknologi komputerisasi / virtualisasi. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk di antaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi, perubahan harga, dan promosi.
1. Hal-hal yang terdapat dalam perencanaan produksi massal
Hasil dari perencanaan produksi massal adalah sebuah rencana produksi yang merupakan faktor penting bagi keberlangsungan suatu perusahaan.
Tanpa adanya rencana produksi yang baik, tujuan perusahaan tidak akan dapat dicapai dengan efektif dan efisien, hal ini dikarenakan faktor-faktor produksi yang ada akan dipergunakan secara boros. Adapun perencanaan produksi massal meliputi hal-hal berikut.
a. Mempersiapkan rencana produksi mulai dari tingkat agregat untuk seluruh pabrik yang meliputi perkiraan permintaan pasar dan proyeksi penjualan.
b. Membuat jadwal penyelesaian setiap produk yang diproduksi.
c. Merencanakan produksi dan pengadaan komponen yang dibutuhkan dari luar (bought out items) dan bahan baku.
d. Menjadwalkan proses operasi setiap order pada stasiun kerja terkait.
e. Menyampaikan jadwal penyelesaian setiap order kepada para pemesan.
Setiap wirausaha atau manajer produksi suatu perusahaan melakukan langkah-langkah perencanaan produksi, sebagai berikut.
a. Penelitian dan pengembangan produk.
b. Mencari gagasan dan seleksi produk.
c. Menetapkan skala produksi.
2. Jenis-jenis perencanaan produksi massal
Perencanaan Produksi merupakan proses untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu sesuai dengan yang diramalkan atau dijadwalkan melalui pengorganisasian sumber daya, seperti tenaga kerja, bahan baku, mesin, dan peralatan lainnya. Perencanaan produksi yang terdapat dalam suatu perusahaan dapat dibedakan menurut jangka waktu yang tercakup, sebagai berikut.
a. Perencanaan produksi jangka pendek (perencanaan operasional)
Perencanaan produksi jangka pendek adalah penentuan kegiatan produksi yang akan dilakukan dalam jangka waktu satu tahun mendatang atau kurang, dengan tujuan untuk mengatur penggunaan tenaga kerja, persediaan bahan, dan fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan. Dikarenakan perencanaan produksi jangka pendek berhubungan dengan pengaturan operasi produksi, maka perencanaan ini disebut juga dengan perencanaan operasional.
b. Perencanaan produksi jangka panjang
Perencanaan produksi jangka panjang adalah penentuan tingkat kegiatan produksi lebih dari satu tahun. Biasanya sampai dengan lima tahun mendatang, dengan tujuan untuk mengatur pertambahan kapasitas peralatan atau mesin-mesin, ekspansi perusahaan, dan pengembangan produk (product development).
3. Fungsi dan tujuan perencanaan produksi massal
Perencanaan dilakukan dengan berbagai tujuan. Hal tersebut juga berlaku untuk proses produksi massal. Secara umum, fungsi dan tujuan perencanaan produksi massal adalah merencanakan dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan ke luar produksi, sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai. Adapun fungsi perencanaan produksi massal, sebagai berikut.
a. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategis perusahaan.
b. Sebagai alat ukur performa proses perencanaan produksi.
c. Menjamin kemampuan produksi yang konsisten terhadap rencana produksi.
d. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian.
e. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana strategis.
f. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.
Selain itu, perencanaan produksi massal juga memiliki tujuan. Adapun tujuan dari perencanaan produksi massal, antara lain:
a. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari waktu.
b. Menetapkan jumlah pemesanan bahan baku serta komponen secara ekonomis dan terpadu.
c. Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan produksi, teknik pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadi setiap saat. Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan rencana persediaan dan melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.
d. Membuat jadwal produksi, penugasan, pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi permintaan pada suatu periode.
4. Faktor-faktor yang memengaruhi penilaian kinerja pada produksi massal
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk barang atau jasa seperti produk jasa keuangan, yaitu pegadaian, dikatakan sukses apabila produk barang dan jasa tersebut dapat terlaksana dan menghasilkan laba. Namun, dalam hal ini laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung. Sehingga terdapat lima dimensi yang spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk jasa.
Adapun kelima dimensi yang berhubungan dengan laba tersebut sebagai berikut.
a. Kualitas produk
Kualitas produk dapat menunjukkan seberapa baik produk yang sudah dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan para pelanggan atau nasabah. Kualitas produk pada akhirnya akan memengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
b. Biaya produk
Biaya yang digunakan untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya , disebut biaya produk. Biaya produk akan menentukan seberapa besar laba a perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
c. Waktu pengembangan produk
Waktu pengembangan produk akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
d. Biaya pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai keuntungan atau memperoleh laba. Biaya pengembangan produk barang memakan biaya yang tidak sedikit, mengingat waktu pengembangan yang dibutuhkan sedikit lebih lama.
e. Kapabilitas pengembangan
Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis di masa yang akan datang. Perancangan dan pembuatan suatu produk, baik yang baru atau sudah ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini di dapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep pelayanan jasa dan produk barang, pengembangan dan penyempurnaan pelayanan jasa.
5. Fase dalam perencanaan produk
Perencanaan produk jasa merupakan serangkaian kegiatan yang berurutan. Kegiatan-kegiatan yang ada di dalam perancangan tersebut disebut dengan fase. Fase yang terdapat dalam perancangan produk jasa tentu berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan setiap fase yang ada terdiri dari beberapa kegiatan yang disebut dengan langkah-langkah fase. Sehingga dari beberapa langkah tersebut menjadi sebuah tahapan. Berikut tahapan-tahapan atau fase-fase dalam proses perancangan produk jasa.
a. Mengidentifikasi peluang
ldentifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut.
1) Keluhan pelanggan terhadap produk jasa sejenis yang sudah ada.
2) Analisis keunggulan dan kelemahan produk pesaing.
3) Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.
4) Pertimbangan implikasi terhadap adanya kecenderungan dalam gaya hidup, demografi, dan teknologi untuk kategori produk yang sudah ada dan peluang-peluang kategori produk baru.
b. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek
Terdapat perspektif-perspektif dasar dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang bagi produk jasa baru dalam kategori produk yang sudah ada, sebagai berikut.
1) Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang mendasar dengan memerhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen yang merupakan se_buah kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing.
2) Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk pesaing dan milik sendiri dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam memperkirakan peluang produk jasa yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan yang memanfaatkan kelemahan dari penawaran para pesaingnya.
3) Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaan yang utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk. Seperti pada lembaga keuangan pegadaian, di mana dalam melaksanakan tugasnya menggunakan media teknologi sebagai alatnya, sedangkan keputusan perencanaan yang utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi baru dalam kegiatan pelayanannya.
4) Perencanaan platform produk
Platform produk jasa merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan produk. Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk jasa untuk dirancang lebih cepat dan mudah, yang setiap produk jasa memberikan ciri dan fungsi yang diinginkan oleh pasar utama. Keputusan mengenai platform produk jasa sangat berkaitan dengan usaha pengembangan produk dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai teknologi mana yang akan digunakan untuk produk baru.
5) Evaluasi peluang produk baru
Adapun kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru, sebagai berikut.
a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
c) lntensitas persaingan jumlah pesaing dan kekuatannya).
d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan:
6) Menyeimbangkan portofolio proyek pembangunan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan implikasi dari keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan melibatkan beberapa faktor, seperti risiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar, dan sebagainya.
c. Pengalokasian sumber daya dan perencanaan waktu
Terdapat aspek-aspek sumber daya dan perencanaan waktu, di antaranya:
1) Pengelolaan sumber daya
Dalam perencanaan produk jasa secara mendalam dan menyeluruh akan membantu perusahaan dalam menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien.
Perusahaan akan membuat produk jasa yang mampu menyerap kebutuhan pasar sesuai dengan sumber daya yang sudah dianggarkan.
2) Penentuan waktu proyek
Adapun penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan beberapa faktor, sebagai berikut.
a) Penentuan waktu pengenalan produk jasa.
b) Kesiapan teknologi dalam melayani pelanggan.
c) Kesiapan pasar.
d) Persaingan dalam penawaran produk dan jasa.
e) Penyelesaian perencanaan proyek pendahuluan.
3) Penyelesaian perancangan proyek pendahuluan
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, di mana sebelum sumber daya penting yang akan digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti. Pada poin ini pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu pernyataan visi ·produk. Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum. Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk jasa, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan.
4) Merefleksi hasil dengan proses produksi
Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan beberapa pertanyaan untuk memperkirakan kualitas hasil dan proses produksi. Karena pemetaan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini merupakan waktu untuk perbaikan.
Bentuk perencanaan produksi massal diterapkan dengan memerhatikan tiga komponen, sebagai berikut.
a) Kualitas produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan memengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
b) Biaya pengembangan
Biaya pengembangan dengan konsep virtualisasi pada sistem informasi produksi merupakan salah satu komponen yang penting untuk di investasikan dalam mencapai peningkatan produksi.
c) Kapabilitas pengembangan
Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis di masa yang akan datang. Hal ini terkait dengan proses produksi yang telah dioperasikan dengan dukungan komputerisasi atau virtualisasi sistem yang digunakan oleh sebuah perusahaan.
DAFTAR ISI PORTAL PENDIDIKAN